Peluncuran Gerakan UMKM Go Online ini dilakukan di Pasar PSPT Tebet Timur. | Sumber : youngster.id |
Wednesday, February 27, 2019
Kominfo Gandeng Go-Pay Luncurkan Gerakan UMKM Go Online
Bloggerbronews.blogspot.com - Guna mendorong transformasi usaha dari bentuk offline menuju digital dan memajukan para pelaku UMKM di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia meluncurkan Gerakan UMKM Go Online.
Dalam meluncurkan gerakan ini, Kominfo juga menggandeng GO-PAY, yang merupakan bagian dari ekosistem GOJEK. Peluncuran Gerakan UMKM Go Online ini dilakukan di Pasar PSPT Tebet Timur, Jakarta Selatan pada Selasa (26/2) dan akan dilakukan di 20 kabupaten/kota di Indonesia per kuartal I 2019.
“Kami di Kominfo memiliki program untuk membantu para pelaku usaha kecil untuk bertransformasi. Maka, kami datang dari pasar ke pasar, bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) untuk membantu agar pasar-pasar juga dapat tersentuh oleh teknologi digital,” ungkap Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo.
Melalui kerja sama ini, nantinya para pedagang di Pasar PSPT Tebet Timur serta pelaku UMKM lainnya yang dilibatkan dalam Gerakan UMKM Go Online akan bisa memanfaatkan GO-PAY sebagai salah satu alat pembayaran. Masing-masing pelaku UMKM dalam gerakan ini akan memiliki kode QR GO-PAY yang dapat digunakan dengan mudah oleh pembeli, yaitu dengan melakukan scan kode QR tersebut melalui menu “Bayar” dalam aplikasi
GOJEK.
Brigitta Ratih Aryanti, Head of Government Relations and Policy GO-PAY mengatakan bahwa teknologi pembayaran nontunai yang diperkenalkan oleh GO-PAY diharapkan dapat semakin memudahkan para pelaku UMKM dalam bertransaksi, di mana pelaku UMKM bisa memiliki pencatatan arus kas yang lebih baik dan tidak bingung dengan uang kembalian.
“Perbedaannya adalah kalau lagi ramai dan sibuk, kita tidak perlu ribet dengan uang kembalian, jadi transaksinya juga bisa lebih cepat. Selain itu, kalau ada yang bayar pakai GO-PAY, uangnya langsung masuk ke aplikasi saya jadi saya bisa cek semuanya dan lebih rapi pencatatannya," ungkap Yanto, pedagang Es Podeng yang juga merupakan mitra UMKM GO-PAY.
Sumber : Akurat.co
Waspada, Segmen Ritel Jadi Target Paling Favorit Hacker
Ilustrasi Hacker | Sumber : pymnts.com |
Bloggerbronews.blogspot.com - Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa segmen ritel jadi target utama para peretas. Hal ini dikarenakan nilai barang dagangan yang dapat dijual kembali dengan cepat.
Studi yang dilakukan oleh salah satu penyedia jaringan cloud, Akamai Technologies menunjukkan bahwa selama Mei hingga Desember tahun lalu, peretas mengincar upaya penyalahgunaan kredensial di situs ritel lebih dari 10 miliar kali. Memperkuat fakta bahwa ritel adalah segmen terfavorit para peretas.
"Ritel tetap berada di garis depan, karena barang curian dapat dijual dengan cepat dan dengan harga premium. Data menunjukkan situs pakaian menjadi sasaran paling banyak," kata Martin McKeay, Peneliti Keamanan dan Editorial Direktur laporan berjudul "State of the Internet/Security."
Peretas secara sistematis menggunakan botnet untuk mencoba mencuri informasi login di web. Biasanya, mereka menargetkan halaman login bank dan ritel dengan asumsi bahwa banyak pelanggan menggunakan kredensial login yang sama untuk beberapa layanan dan akun.
Menurut laporan itu, Bot All-In-One (AIO) yang berbahaya yang digunakan peretas adalah alat multifungsi yang memungkinkan pembelian cepat dengan memanfaatkan pengisian kredensial dan sejumlah teknik. Bot AIO tunggal dapat menargetkan lebih dari 120 ritel sekaligus.
Sumber : Akurat.co
Perlu Addanya Edukasi Terhadap Masyarakat dari Para Pelaku E-commerce
Ilustrasi E-commerce |
Bloggerbronews.blogspot.com - Industri E-commerce kian tumbuh hingga sekarang. Sayangnya, masyarakat Indonesia perkotaan saja yang telah merasakan kemudahan berbelanja online di platform E-commerce.
Mereka telah didukung gadget yang mumpuni, adanya akses internet dan mengerti dunia teknologi.
Permasalahannya, tidak semua masyarakat di Tanah Air mengerti dengan perkembangan teknologi. Perlu adanya edukasi terhadap masyarakat dari para pelaku E-commerce untuk memperkenalkan kemudahan berbelanja dan bertransaksi online.
"Saya kira itu adalah edukasi market terus menerus," kata Founder dan CEO Bhinneka.com dalam acara pemaparan survei idEA di Jakarta, Selasa (26/2).
Ia mengatakan salah satu bentuk edukasi ke pasar adalah terus menerus membuat promo agar menarik minat belanja online.
"Edukasi itu kan artinya belanja online itu gampang loh, lebih asik ga perlu takut dan segala macem, itu edukasi yang harus terus dilakukan. Artinya kan pemain-pemain yang ada sekarang ini tidak boleh berhenti untuk mengedukasi mereka, nah promo-promo tidak boleh dihentikan," tambahnya.
Dalam proses mengedukasi tersebut, lanjut Hendrik, terdapat dua permasalahan pada masyarakat yang masih gagap teknologi. Pertama adalah paham cara memakai aplikasi E-commerce. Kedua yaitu cara membayar.
Kata pria yang sekaligus menjabat sebagai Dewan Konsultasi Asosiasi E-commerce Indonesia (Indonesian E-commerce Association/idEA) masalah pembayaran ini disebabkan karena ada masyarakat yang tidak mempunyai akun bank yang mendukung. Akan tetapi, para pelaku E-commerce, kata Hendrik, telah melakukan terobosan kemudahan membayar dengan pendekatan lokal seperti metode cash on delivery (cod), membayar di minimarket atau membayar cicilan tanpa kartu kredit.
"Maksud saya itu adalah memungkinkan mereka-mereka yang dulunya non bankable itu bisa belanja online. Jadi payment itu sendiri mendukung," jelasnya.
Hal kedua yang mendukung minat belanja online bagi masyarakat yang belum paham teknologi adalah ketersediaan infrastruktur. Baik dari infrastruktur internet dan logistik.
Dengan pemerataan fasilitas infrastruktur tersebut, Hendrik yakin semksin banyak masyarakat yang berminat belanja online. Sayangnya, ia tidak bisa memprediksi kapan seluruh masyarakat Indonesia dapat melakukan dan paham belanja online. Walau demikian, ia yakin Indonesia siap menuju era tersebut.
"Saya kira Indonesia siap," tegasnya.
Sumber : Akurat.co
KPAI Lakukan Pengawasan Langsung Ke Solo Untuk Menanggapi Kasus 14 Siswa yang Ditolak Sejumlah Orangtua.
Sumber : Google |
Bloggerbronews.blogspot.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan pengawasan langsung ke Solo untuk menanggapi kasus 14 siswa yang ditolak sejumlah orangtua. Melalui Komisioner Bidang Pendidikan, Retno Listyarti melakukan pengawasan ke rumah singgah Lentera, yang mana ke 14 anak tersebut bertempat tinggal.
Lentera adalah Lemba Swadaya Masyarakat (LSM) yang selama ini merawat, mengasuh dan membesarkan anak-anak dengan HIV. Anak-anak tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada satu orang yang berasal dari Timika, Papua. Lentera bersedia merawat anak-anak dengan HIV dengan syarat tidak ada keluarga anak tersebut yang tidak bersedia atau tidak mampu mengasuh anak-anak yang terlahir dengan HIV tersebut.
Sungguh prihatin, ternyata Rumah Lentera pernah diusir dari beberapa tempat yang pernah ditinggalkan bersama anak-anak yang mengalami HIV/AIDS tersebut.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listyarti.Surakarta, Rabu (27/2/2019) . | Sumber : Tribunnews.com |
"Mereka mengalami empat kali pindah rumah karena penolakan warga sekitar. Bahkan, ada satu rumah kontrakan yang sudah dibayar, tetapi belum pernah ditempati karena sudah terlanjur di tolak warga sekitarnya. Rumah yang saat ini ditempati, tanahnya berstatus hak guna pakai atas bantuan Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) dan Pemerintah Kota Solo," kata Retno.
Pada kesempatan ini pihak Lentera mengaku mendapat dukungan dari pemerintah kota ataupun Kemensos dalam hal makanan terhadap anak tersebut dan dukungan kesehatan.
“Pihak Lentera mengakui bahwa selama ini perhatian, dukungan dan bantuan Kemensos maupun Pemerintah Kota sangat besar terhadap anak-anak dengan HIV ini. Ada bantuan biaya makan sebesar Rp10 ribu per anak/hari. Sementara dukungan kesehatan berupa biaya kontrol dan obat ke Rumah Sakit Daerah (RSU) ditanggung Pemerintah Kota Solo,” papar Retno.
Melihat dari sisi psikologis ke 14 anak tersebut, ternyata tak ada masalah, sebab hal ini tak terjadi hanya sekali saja.
“Alhamdulillah kondisi psikologis anak-anak tidak ada masalah, karena penolakan semacam ini ternyata sudah beberapa kali terjadi, sehingga anak-anak tersebut lebih kuat mentalnya dalam menghadapi penolakan tersebut,” ungkap Pugar, pimpinan Lentera.
Sumber : Akurat.co
YouTube Dikabarkan Tengah Menguji Interface Mirip Seluler Pada Versi Web
Logo Youtube. | Sumber : Tenor.com |
Bloggerbronews.blogspot.com - Sebagai salah satu platform besar dengan telah hadir cukup lama dan dapat ditemukan di semua jenis perangkat, YouTube menggunakan User Interface (UI) berbeda yang dirancang untuk digunakan pada perangkat tertentu. Namun, kini YouTube dikabarkan tengah menguji interface mirip seluler pada versi web.
Laporan ini bermula dari seorang ahli dan peneliti perangkat lunak, Jane Machun Wong yang menemukan bahwa situs web YouTube menggunakan interface laiknya pada versi mobile. Salah satu perbedaan utama yang terlihat adalah deskripsi video memiliki tata letak bagiannya sendiri, dilansir dari Ubergizmo, Rabu (27/2).
YouTube is testing mobile-like layout on desktop pic.twitter.com/4psGd76Bpm— Jane Manchun Wong (@wongmjane) February 26, 2019
Tampilan interface yang sedang diuji ini juga telah memindahkan kolom komentar ke samping di bawah video yang direkomendasikan. Sisi positifnya di sini adalah seperti deskripsi, bagian kolom komentar dapat digulirkan dan tidak mengganggu video yang sedang diputar.
Ini adalah desain yang menarik dan para pengamat memberi ulasan yang positif. Meski begitu, kembali lagi yang harus diingat adalah bahwa ini masih sebatas uji coba yang tidak menjamin kehadirannya secara permanen.
Sumber : Akurat.co
Sumber : Akurat.co